Senin, Januari 11, 2010

Mengatasi Marah


Baik yang dipendam di dalam maupun yang tampak di luar, emosi marah sama-sama meninggalkan jejaknya pada tubuh kita. Pada akhirnya juga akan memberikan suasana yang tidak harmonis ke sekeliling kita. Inilah beberapa tips (ditujukan buat dhani sendiri yang temperamental lho he he he alias taking to myself MODE ON) mengatasi marah yang mujarab yang saya ambil dari artikel "Rahasia Cerdas Ibu Lifebuoy 2004":

  • Sebelum melampiaskan marah, cobalah menarik napas panjang dan dalam. Lakukan berulang kali hingga rasa yang memburu di dalam dada terasa menyurut.
  • Jangan langsung merespons emosi itu dengan tindakan tapi berpikirlah lebih dahulu. Karena amarah adalah salah satu bentuk emosi dan emosi itu bersumber dari dalam diri Anda, yakinilah Anda dapat mengendalikannya.
  • Sambil berpikir dan setelah menarik panjang, cobalah hayati apa yang Anda rasakan itu. Anda akan menemukan penyebab marah Anda. Dengan mengenali apa yang dirasakan akan lebih mudah bagi Anda untuk memilah-milahnya dan bereaksi secara proporsional. Reaksi proporsional Anda ditandai dengan penggunaan bahasa yang lebih netral, jelas dan tidak menyerang siapa pun.
  • Cari penyaluran. Bila semuanya tidak berlangsung mulus dan marah masih belum reda, sebaiknya carilah saluran marah yang sehat. Bisa dengan menuliskannya pada selembar kertas. Mencurahkan isi hati pada orang terdekat dan bisa dipercaya atau menangislah. Tangis adalah salah satu mekanisme penyaluran emosi yang sehat.
  • Mengubah cara berpikir. Bila yang membuat Ada marah itu adalah sesuatu yang tidak bisa Anda ubah, akan sangat membuang energi bila marah Anda pendam. Cobalah membujuk diri sendiri untuk "menerima" situasi yang sulit itu. Katakan, misalnya pada diri sendiri "Ketenangan hati saya jauh lebih berharga daripada masalah kecil itu." Atau, "Saya diam bukan berarti kalah oleh anak", "Daripada keluarga ini jadi membuang-buang energi untuk hal yang sepele ini, lebih baik saya arahkan semuanya untuk mengerjakan sesuatu yang lebih bermanfaat".
  • Berdoa meminta ketenangan hati. Ini yang paling sulit dilakukan dan perlu waktu serta tak segera kita ingat. Dengan mentransendensikan rasa marah (memulangkan persoalan kepada Allah SWT), kita sudah menyerahkan dan mempercayakan solusi persoalan tersebut kepadaNya (Quantum Ikhlas).
Gambar dari sini.

Tidak ada komentar: