Senin, Desember 21, 2009

Hargai Apa Yang Kita Miliki

Apriani,
Pernahkah Apriani mendengar kisah Helen Kehler? ia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli. Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal. Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris. Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli. Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan. Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap org yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!

Sekarang, coba Apriani bayangkan sejenak....

......Apriani menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja! Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri Apriani melihat atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Apriani tidak bisa melihat indahnya dunia, Apriani tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan Apriani tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Apriani? Apakah beberapa hari cukup berat? Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita! Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain! Coba Apriani renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik. Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah! Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Apriani!
Gambar dari sini

Kamis, Desember 17, 2009

Sholat Dhuha

Suatu ketika, dulu... dulu banget, ada seorang sahabat yang menyarankanku agar rajin melakukan sholat dhuha. Dan ini hasil 'pencarian' tentang 'arti' sholat dhuha:

Pencarian 1.

Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggelah dan berakhir hingga waktu matahari tergelincir, meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik.

Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”

Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.

Pencarian 2.

Bagaimana agar rezeki kita dimudahkan? Adakah ibadah membantu kita untuk memperlancar datangnya rezeki? Ada dan sholat dhuha adalah jawabannya.

Rasulullah bersabda di dalam Hadists Qudsi,“Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim dan Thabrani).
Dalam hadist yang lain dikatakan,“Barangsiapa yang masih berdiam diri di mesjid atau tempat shalatnya setelah shubuh karena melakukan I’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR. Abu Daud)"
Shalat-shalat sunah sangat dianjurkan. Karena ada faedah yang terkandung di dalamnya. Salah satunya untuk membuka pintu-pintu rezeki dan keberkahannya.

Pencarian 3.

Tata cara melaksanakan shalat dhuha sebagai berikut:
  1. Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram. “Usholli sunnatadhuha rak ‘ataini mustaqbilal qiblati ada al lillaahi ta’aala”Aku niat shalat sunah Dhuha 2 rakaat karena Allah”
  2. Membaca doa Iftitah
  3. Membaca surat al Fatihah
  4. Membaca satu surat didalam Al-Quran. Afdholnya rakaat pertama surat Asy-Syams dan rakaat kedua surat Al-Lail
  5. Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
  6. I’tidal dan membaca bacaanya
  7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
  8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
  9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
  10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.

Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Do’a setelah Shalat Dhuha :

“Allaahumma innad dhuha dhuhaauka, wal-jamaala jamaaluka, wal-qudrota qudratuka, wal-’ishmata ‘ishmatuka. In kaana rizqii fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kaana fissamaa’i fa anzilhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, bi haqqi dhuhaaika wa jamaalika wa qudratika, ya Allah”.

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya masa pagi ini adalah masa pagiMU, keindahan ini adalah keindahanMU, kuasa ini adalah kekuasaanMU, kenyamanan ini adalah kenyamananMU. Seandainya rizki saya tersembunyi di dalam bumi maka keluarkanlah, jika di langit turunkanlah, jika haram bersihkanlah, berkat kesejatian masa pagiMU, keindahanMU, dan kekuasaanMU, ya Allah.


Wallahu A’lam

Senin, Desember 14, 2009

It was happened again. Beware!



Malam minggu yang kelabu... Saturday, December 11, 2009

Semuanya berawal dari abis maghrib, suamiku sudah merasa ayang-ayangen. Trus, dia minum obat yang biasa dia minum selama ini jika sudah merasakan keadaan seperti itu. Reaksinya... ayang-ayangennya hilang tapi perut dan pinggangnya terasa sakit sekali. Kalau dibuat tidur malah tambah sakit.

Ya Allah jadi ingat peristiwa awal tahun 2008 kemaren. Sekitar awal bulan Januari 2008, suamiku divonis harus melakukan operasi batu ginjal
. Gejalanya juga sama, ayang-ayangen, trus perut dan pinggang merasa pegal, sakit.... Apa batu ginjalnya kumat lagi?

Akhirnya, sekitar pukul 9 malam, dia minta dibawa ke IGD. Padahal anak-anak sudah tertidur pulas. Padahal aku tidak punya PRT yang tidur dirumah. Kuputuskan menggendong anak-anak dan kumasukkan ke mobil. Si kecil tidak masalah karena dia "tidak merasa" kalau kupindahkan tempat tidurnya. Si sulung 'marah-marah' karena merasa tidurnya terganggu. Waktu kujelaskan ayahnya sedang sakit dan harus kedokter, akhirnya dia menghentikan marahnya dan dengan sendirinya jalan masuk kemobil.
Dengan pelan-pelan kubawa mobil. Aku punya masalah menyetir mobil di malam hari. Mata minusku membuat pandangan malamku tambah payah sekali ihiksss...

Sampai di IGD sebuah rumah sakit di Yogyakarta.
Suamiku kusuruh turun dulu untuk mencari penanganan dokter. Sedangkan aku mencari tempat parkir dulu. Kugendong Hanun sambil menggandeng Shafa. Sampai di ruang gawat darurat, sudah ada beberapa orang yang juga memerlukan pertolongan medis. Jeritan mereka membuatku takut. Kepererat gendongan dan gandengan anak-anakku dengan harapan mereka tidak merasa takut. Sambil memutarkan mata dan kepala, kucari suamiku...

Alhamdulillah dia sudah diminta tidur dan mendapatkan pertolongan seorang suster. Aku segera registrasi dibagian administrasi. Untungnya ada dua kursi kosong dekat tempat tidur suamiku yang terbaring lemah menahan sakit. Sambil menunggu dokter, kuajak anak-anakku ngobrol tentang profesi dokter, agar mereka 'lupa sejenak' kalau sedang di IGD.
Untunglah, tidak berapa lama, datanglah seorang dokter dengan senyum ramahnya.
"Sudah minum obat apa? Kalau minum obat itu harus diimbangi minum banyak pak" katanya lagi sambil tetap tersenyum. Senyum itu sedikit menentramkanku. "Oke, kemungkinan bapak mengalami kolik, kita suntik dulu saja ya bu, nanti kita lihat reaksinya bagaimana?"
Sambil berlalu
bu dokter itu masih sempat menjawil lembut anakku dan bilang "Eh lucunya, gendut lagi". Walaupun sentuhan itu hal sepele, tapi aku merasa senang, karena sedikit banyak sudah membuat anak-anakku tidak merasa takut dengan suasana IGD. Dan... karena senyuman itu juga, aku masih sempet memanjatkan doa seperti ini, "Ya Allah, ridhoilah anak-anakku agar dapat menjadi hambaMU yang berprofesi dokter, dokter yang dapat memegang amanahMU. amin."

Akhirnya, suster menyuntik suamiku dan dalam waktu yang relatif cepat, keluhan suamiku berangsur-angsur hilang dan kami diijinkan pulang dengan sebelumnya menebus resep obat terlebih dahulu. Dalam perjalanan pulang, kuingat-ingat...KOLIK! Setahuku itu adalah kondisi dimana bayi masih beberapa bulan menangis keras tanpa henti, terus...kok suamiku kolik, jelas dia sudah bukan bayi lagi!!!

Setelah browsing ... Eh, ternyata ada juga istilah
kolik ginjal. Sepertinya, kolik jenis ini yang dialami suamiku.
Ingatanku menggembara sampai ke 5 tahunan yang lalu. Aku juga pernah menggalami sakit perut dan pinggang yang berlebihan. Aku diantar suamiku ke IGD rumah sakit yang sama. Waktunya belum terlalu larut malam saat itu, si Hanun belum lahir, terus Shafa kutitipkan ke mbak Par -kalau siang, mbak Par ini yang momong Shafa-. Sampai IGD, aku disuruh tidur sambil menekukkan badan. Mungkin karena aku tidak merasa sakit, susternya bilang, "Sepertinya bukan usus buntu, mbaknya ini kurang minum saja!!!" Agak 'kenceng' juga susternya kalau ngomong. Tapi aku tidak merasa sakit hati. Dalam hatiku, "Bener juga nih suster -ya iyalah suster notebene asistennya dokter-" Setelah itu, aku disuruh melakukan pemeriksaan urine. Daripada bolak-balik, kuputuskan periksa urine dan sekalian kutunggu saja hasilnya, hari itu juga. Katanya sekitar 1 jam sudah keluar hasil pengujiannya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 pm-an. Sambil menunggu hasil pemeriksaan dan menebus resep obat yang diberikan dokter, aku minum
air putih sebanyak-banyaknya. menuruti nasihat suster dan pak dokter tadi. Kurang lebih 2 liter habis saat itu. Setelah hasil pengujian urinnya keluar, kubawa ke dokter di IGD yang tadi menanganiku. Katanya, " Di urine ibu terdeteksi ada darah tapi sangat sedikit sekali. Untuk sekarang minum obat dulu yang telah saya resepkan tadi sembari minum air putih yang banyak."
Sampai di rumah, saya langsung buang air kecil banyakkk sekali dan .... alhamdulillah sakit perut dan pinggang yang aku rasakan tadi lenyap seketika.

Setelah itu, aku ingat-ingat lagi. Habis makan apa ya aku? Mungkinkan potongan lombok ijo yang kusantap bareng sate tadi siang yang membuatku begini? Sudah cabenya buanyakkk , tapi minumnya sedikittt. Wah, sudah harus hati-hati dengan cabe nih, pikirku!!!

Mungkinkah suamiku mengalami hal diatas juga karena cabe? Tidak tahu pasti, yang jelas minggu-minggu ini dia makannya lahap sekali, apalagi kalau menunya tempe goreng dan sambal bawang lombok ijo buatanku sendiri.... mak nyuss dah! Sambel cihuyyy, katanya.

Manusia memang tidak punya daya dan kuasa apapun (hanya bisa mengira-ngira he he itupun sering salahnya, kalaupun benar hanya kebetulan :)). Kalau Alllah sudah menggariskan apapun, hal se
kecil apapun itu bentuknya dan sebesar apapun perlawanan kita, tidak ada yang sanggup dan bisa melawanNYA. ALLAH SWT. Subhannallah.

Gambar diambil dari sini

Senin, Desember 07, 2009

Nobody immune to sadness ...


Kesedihan itu bener-bener terasa sekali.
Kegagalan itu terasa mengiris sukma (suit-suit.... alhamdulillah masih bisa tertawa).

Pada saat merasa teman bisa dipercaya, bisa dimintai bantuannya, bisa mempermudah kita...
Ternyata dia memanfatkan kita (ihiksss)...
Kadang-kadang berpikir untuk menjadi opportunis..
Tapi yah lagi-lagi itu bukan saya.

Pengakuannya???
Hanya di bibir saja, tidak ada yang dia lakukan untuk menebus kesalahannya.
"Apa yang harus saya lakukan?" Ternyata semuanya sandiwara saja

Kali lain,
Pada saat seorang teman yang lain mengangsurkan tangannya ... "Bilang sama dia, mungkin ada yang bisa saya bantu". Ternyata -lagi-lagi- hanya sandiwara!!!
Pekerjaannya hanya membuat orang sedih, sedih dan sedih.
Dia berbuat begitu hanya untuk menunjukkan bahwa dia punya kekuatan lebih...
Apa salahku padamu teman???

Saya baru sadar, ini dunia nyata walaupun saya hidup dilingkungan akademisi yang katanya lebih santun dibanding "dunia" lain, tapi ini tetap real world.
Watch out baby, beware....

Gambar diambil dari sini


Jumat, Desember 04, 2009

My cooking ... DENDENG CIHUYYY


Uups... daging sapi pembagian zakat kemaren masih menumpuk di kulkas. Daripada mubazir, dengan sok bisa masak, aku buka-buku resep koleksiku (padahal cuma 5 buah buku he he he ).

Bolak-balik terus, yang dicari ngga dapet-dapet... akhirnya ada resep dendeng. Ini dia!!!
Bahan:
500 gr daging sapi, iris lembaran
3 lembar daun salam, 2 cm lengkuas, 2 sdt air asam jawa, 2 sdm minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan: 5 siung bawang merah, 2 siung bawang putih, 2 sdt ketumbar, 100 gr gula jawa, garam secukupnya
Cara memasak:
  1. Masak bumbu yang dihaluskan bersama dengan 400 cc air. Masukkan daging sapi dan bahan lain kecuali minyak goreng.
  2. Tutup wajan sambil sekali-kali diaduk. Biarkan sampai air habis.
  3. Setelah air habis, tuangkan 2 sdm minyak goreng, goreng sambil dibolak-balik lembaran daging sapinya.
  4. Ta...ta... ta.... sajikan dengan taburan bawang goreng.
Hmmmm..... yummy dah!!! Tips untuk memasak daging sapi: sebelum dimasak dipresto dulu ato kalo tidak punya dandang presto di bungkus dengan daun pepaya, memarkan dan biarkan 15' sebelum diolah menjadi masakan macam-macam.

Senin, November 02, 2009

Like becoming international chef ......



Biasakan anak-anak, kadang-kadang maemnya banyak, kadang sedikit. Hal ini pula yang terjadi pada anak sulungku. Karena kegiatannya sekolahnya makin bertambah, belum kegiatan les renang dan bahasa Inggrisnya, membuatku semakin senewen kalo dia sulit makan.

Berbagai cara aku coba untuk menambah nafsu makannya. Mulai vitamin merek A, B, sampai Z yang lalu lalang di iklan TV, sudah aku coba. Hanya pingin anakku makannya banyak, lahap dan... tentunya tetap sehat. 

Alhamdulillah, dia punya inisiatif sendiri bawa bekal ke sekolah. Katanya banyak temen-temennya juga bawa makanan ke sekolah trus dimaem bareng-bareng pas waktu istirahat diteras kelas. dengan semangat empat-lima setiap pagi aku usahakan membuat bekalnya bervariasi. Tapi....menu bekalnya kalo ngga nugget goreng...ya telur goreng, ayam goreng. Cuman tiga jenis itu thok...thok...thok.  Ternyata ketrampilan memasakku tidak cukup memadai untuk mengimbangi keinginanku ihikssss. Maafkan ibumu nduk yang ngga bisa pinter masak...kecuali ngrebus air sama masak mie instant (ngga boleh sebut merk lho!)

Pagi itu, dengan keinginan yang membara, dengan buku resep terbuka, aku coba bikin bekal yang lain buat shafaku. Kupas bawang merah, bawang putih, uleg-leg dengan garam. Sreng....... aku goreng dengan minyak sedikit. trus...blek, dani tambahkan nasi putih sepiring. Dengan gaya bak internasional chef, kubuat nasi goreng buat bekal angelku. Akhirnya... tha...tha... setelah jadi kumasukkan ke wadah kecil kutaburi irisan telur goreng dan tidak lupa termos minumannya ku isi dengan sirup jeruk kesukaannya.

Pas pulang kantor, shafaku langsung memelukku dan berkata "Terima kasih mama, aku sayang mama. Nasi goreng mama enak banget, temen-temenku banyak yang minta, aku sampe ngga kebagian, buatin lagi ya ma?" Haaaaaa... temen-temennya yang makan he he he...ngga penting yang itu,. The most important thing is... she already given me a tight hug and said I love you mom... and now I really-really feel like becoming international chef. Farah Quinn (I love her show on TV) lewatlah..... :D


Kamis, Agustus 06, 2009

Namaku ... Shafa Annisa

Sudah hampir 3 mingguan, sulungku belajar di kelas 1A SD Muhammadiyah Kadisoka Yogyakarta. Alhamdulillah, semuanya berjalan indah. Shafa ku sudah mulai biasa bangun dan mandi pagi, belajar dan mengerjakan PR ... woii amazing moments for me!

Jadwal kegiatannya kurang lebih seperti ini: bel tanda masuk kelas berbunyi pukul 6.30 WIB, istirahat jam 09.00 WIB trus dilanjutkan sampai saatnya pulang pukul 11.30 WIB.
Pada suatu sore, shafa bilang bahwa hari ini semua anak dikelasnya diminta bu guru memperkenalkan dirinya masing-masing. Ini cuplikan kalimat perkenalan anakku didepan kelas yang diceritakan kepadaku:


Namaku Shafa Annisa
Nama ayahku Pak Chaeron
Ibuku Bu Apriani
Aku punya adik, namanya Dik Hanun
Dia lucu sekali, rambutnya keriting, tapi yang kriwil-kriwil hanya bawahnya saja.
Sudah....


Terima kasih anakku, "keluguanmu" adalah energi positif yang luar biasa bagiku!

Senin, Juli 13, 2009

Teach from my heart

Setelah hampir 12 tahun mengajar, akhirnya dani berani menulis cerita ini. Walau sekarangpun masih belum apa-apa, jauh dari titik sempurna, tapi dani tetap terus belajar untuk menjadi dosen yang 'baik'...

Tahun 1997, tepatnya bulan Mei, dani putuskan untuk menjadi dosen. Hanya dengan modal bahwa dani harus bisa dapat 'uang' sendiri dan praduga bahwa mengajar itu mudah dan tentunya waktu kerja bisa 'dikorupsi' (KPU tau enggak ya?)sehingga bagi ibu-ibu semacam saya lebih leluasa mengatur jadwal mengurusi keluarga dirumah.

Ternyata... praduga itu salah. Memang tidak salah semuanya tapi hampir '100%' salahnya. Tentang gaji benar, alhamdulillah dani tidak perlu menadahkan tangan minta ke suami untuk membeli segala keperluan yang dani butuhkan, malah sisanya masih bisa digunakan untuk membayar uang les renang dan gitarnya anak-anak.

Tentang waktu bisa dikorupsi... tidak sepenuhnya benar walo juga tidak salah sih (he he he ). Kalau jadwal mengajarnya siang, bisalah datang siang saja. Tapi seiring dengan perjalanan waktu, proses pembelajaran diri tentang tanggung jawab dan pemahaman akan makna seorang 'guru' sing digugu lan ditiru, ternyata... untuk 'mengambil jatah waktu' kantor apalagi mengajar menjadi sesuatu yang sulit.

Rasanya 'risih' karena tidak masuk dan pulang kantor tepat waktu, karena dani mendapatkan gaji tetap untuk itu. Belum lagi bahwa adanya kewajiban penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Wow... kurang lebih 8 jam per hari bisa kurang. Tapi itu semua masih bisa 'disiasati'.

Tapi kalau sudah menyangkut nurani, lain permasalahannya...
Rasanya 'malu' karena mengajar, bimbingan kerja praktek, tugas akhir tidak sesuai dengan jadwal. Dani yakin ada 'sesuatu' yang bisa ditransfer ke mahasiswa dengan datang mengajar tepat waktu. Ada 'sesuatu' yang mereka tangkap melihat dosen pembimbingnya siap materi dan tepat jadwal untuk konsultasi. Tidak sekedar materi skripsi tapi lebih dari itu kedisiplinan dan semoga sedikit (sedikit sekali malahan) keteladanan tentang keteguhan memegang amanah. Amanah pada saat tanda tangan kesediaan menjadi dosen dan saat menerima surat keputusan pengangkatan dosen.

Ternyata memang berat dan sulit menjadi dosen yang amanah ya?

Rabu, Mei 20, 2009

It's not time yet ... my baby

IE Department, Ciptomangunkusumo Build., Ground Floor

Jarum jam sudah merambat keangka satu. Aku masih asik ngobrol dengan teman-teman tata usaha tentang isu-isu politik (he..he..) seputar pemilihan dekan FTI, yang direncanakan diadakan pada 30 Juni 2009. Ah sudahlah, ngoprek-ngoprek blog aja, setelah sekian luuuuuaama tidak pernah kusatroni karena bulan-bulan ini banyak sekali yang harus kupikirkan dan kukerjakan (wuihhh.. gayane dek!).

(Open blog)
Wah... ada 2 "tamu" yang kangen dengan tulisanku. Ngga salah nih? Oke, akhirnya "kuberanikan" menulis tentang ... (Diilhami email dari teman sebelah kamar pas kost di Bandung)

(Write a story)
Pada suatu waktu (satu kalimat yang selalu kepakai jika mendongengkan cerita buat anak-anakku...once upon time) ketika aku masih kecil, aku sedang asik bermain-main dilantai dengan bonekaku. Aku ingat sekali, boneka itu sudah lusuh karena harus dipakai bermain bergantian dengan 2 kakak cewekku. Walaupun tidak seindah dan semahal boneka Barbie, seperti yang kulihat di TV dan majalah, tapi Si Koty (panggilan boneka itu karena bajunya kotak-kotak...nggak nyambung ya?) tetep mainan the best for me dah...karena memang nggak ada yang lain (he he he ).

Disampingku, duduk dikursi, ibuku sedang menyulam taplak meja (sekarang sudah jarang ditemui meja yang bertaplak ya?). Aku sedang bermain-main dibawah kursi dimana ibuku bekerja, melihat betapa sulaman ibu tidak berbentuk.

"Ibu sedang menyulam gambar apa? Kok kacakadut sih, bingung aku melihatnya."
"Sudahlah, kamu bermain saja dulu, nanti kalo sulaman ibu sudah jadi, pasti kamu tahu apa gambarnya dan pasti indah dilihat".

Setelah berapa lama, kudongakkan kepala keatas, lho kok...

"Sulaman ibu kok malah tambah ruwet sih aku lihat dari bawah. Emang gambarnya apa sih bu?".
"Sudahlah, kamu bermain saja lagi, ibu belum selesai menyulamnya, belum bisa ibu tunjukkan ke kamu, nanti ya? Sudah gih, main saja dulu".

Aku teruskan "'sandiwaraku" dengan si Koty, sambil sesekali mendongakkan kepala keatas, pingin segera tahu hasil sulaman ibu.

"Sabarlah nduk, ini sebentar lagi juga sudah selesai. Biar tidak capek kepalamu, tidak perlu sebentar-bentar lihat keatas, nikmati permainanmu dengan Koty", kata ibuku lagi.

Setelah sekian lama bermain dengan Koty, aku tidak sadar ketika taplak meja sulaman ibuku sudah jadi. Taplak meja bergambar bunga mawar berwarna merah mudah, terbentang indah dimeja sampingku bermain dengan Koty.

Sambil mengelus kepalaku dan memelukku, kudengar ibuku berkata:

"Kalau dari bawah memang kelihatannya begitu membingungkan anakku, tapi dari atas, sulaman itu sudah mempunyai pola, jadi pasti akan mempunyai bentuk yang terlihat indah."

(Ending story)
Bermainlah (bekerjalah) dengan lurus sekuat hatimu, walau semakin hari semakin banyak keruwetan (masalah, kesedihan, kegagalan) tapi yakinlah, bersabarlah pada saatnya akan kamu dapatkan keindahan itu (keberhasilan). Kamu sebagai hamba Allah teruslah bekerja dan berdoa, biarkan Dia-Allah juga melakukan sendiri pekerjaanNya, hingga semuanya pasti akan indah pada waktunya.

Senin, Maret 30, 2009

Finally... we did it, team!



Alhamdulillah...akhirnya proposal hibah bersaing tim "three musketer" lolos juga untuk didanai DIKTI-DP2M.Lolosnya, bisa jadi karena contentnya bermutu bisa juga karena reviewernya jatuh kasian melihat diriku pas presentasi, ato bisa jadi karena doa-doa dari mbak Puryani dan mbak Tika (he..he...). Mungkin juga gabungan dari tiga faktor tersebut diatas yang menjadikan proposal kami lolos.  


Dhani yakin, untuk sebagian besar dosen di negeri ini (Indonesia maksudnya he he he )sudah biasa mendapatkan dana hibah penelitian DP2M dan hibah ini pasti relatif kecil bagi sebagian besar dari mereka. Tapi bagi kami yang sudah beberapa kali gagal lolos mendapatkan dana penelitian semacam ini dan ....sekarang berhasil mendapatkan adalah hal yang luar biasa. Terinspirasi dari puisi Rendra ..... senang dan sedih adalah hal biasa saja karena semua orang pernah merasakannya. Jadi .... biasa aja atuh!!! :D


Btw, judul proposal kami "Formulasi Strategi Sistem Manufaktur untuk Industri Cor Logam di Wilayah Ceper Klaten Jawa Tengah." Dalam proses penyusunan laporan, penelitian ini telah dibantu banyak pihak, antara lain :
  1. Bapeda Kabupaten Klaten yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
  2. Bapak Sidik dari Dinas Perindustrian & Perdagangan Kabupaten Klaten
  3. Para pengusaha IKM Cor Logam Ceper
  4. Mahasiswa-mahasiswa TI UPN "Veteran" Yogyakarta, a.n. Fadil Pradana, Zulka Herisa, dan Izar Aziz
  5. dan masih banyak pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu

and thank so much for Dr Hossein Sharifi, Management School, The University of Liverpool for his helping by supplied questionnaire form. 

Dari keseluruhan proses penelitian ini, yang paling membuat kami "merasa berhasil" (just our feeling hi hi hi ) adalah bahwa munculnya tiga judul penelitian yang dapat digunakan oleh ketiga mahasiswa kami diatas (butir 4) dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Judul-judul tugas akhir mereka adalah:

  1. Pengukuran tingkat teknologi dengan menggunakan model teknometrik
  2. Penerapan lean assessment tools pada industri cor logam, dan
  3. Analisis kelayakan investasi tungku pelebur kupola dan induksi listrik.

Mungkin itu semua hanya perasaan kami saja yang berlebihan (lebayyyy eui) dalam menyikapi suatu "keberhasilan". Tetapi kalau mahasiswa-mahasiswa tersebut semuanya angkatan 2002 dan mereka sudah dalam keadaan hopeless karena mereka belum mempunyai judul skripsi trus harus lulus agar tidak DO per agustus 2009 ...kalau kami bisa 'sedikit" memberikan jalan dan ide buat mereka ....... wow rasanya senang sekali bisa membuat orang lain berhasil apalagi mereka 'anak-anak" kami sendiri. Tapi sebenarnya kerja keras mereka sendirilah yang menentukan keberhasilan mereka, kami hanya sebatas memberikan ide dan kalau sudah begini... sebenarnya kami yang nunut berhasil. Terimakasih banyak Fadil, Zulka, dan Izar. Sukses selalu buat kalian.


Rabu, Februari 18, 2009

I just wanna become a good mother for them...


Diposting pada 2009-02-16 09:00:00 dalam channel keluarga/anak

Adakalanya dhani terlalu memaksakan kehendak kepada shafanun. Padahal, mereka juga punya banyak keinginan, yang mungkin belum bisa, enggan atau malahan takut disampaikan kepadaku...

1. Meminta Maaf.
Salah satu hal terpenting yang dapat kita-orang tua katakan pada buah hati adalah, "Maaf, Mama/ Papa telah mengacaukan acaramu, ya Sayang." Kebesaran hati untuk mengakui kita telah bersalah akan menyadarkan sang anak, siapa pun termasuk dirinya, bisa saja berbuat salah.
2. Unconditional Love.
Jangan pernah barengi rasa cinta dengan sederet syarat yang akan membebani sang anak. Sebagai orangtua, kita wajib mencintainya semata-mata karena ia dilahirkan di tengah keluarga kita. Jadi, bukan lantaran ia piawai memainkan tuts-tuts piano atau memperoleh nilai gemilang pada ulangan matematika. Sering-seringlah katakan kepadanya, kita akan tetap mencintainya berapa pun nilai yang ia peroleh. Hari demi hari, cinta kita untuknya akan semakin bertambah besar. Tentu saja jangan sebatas omongan di bibir, tapi tunjukkan dalam tindakan nyata.
3. Evaluasi Sikap.
Jangan lupa untuk senantiasa mengevaluasi perilaku kita-orang tua sendiri. Bagi sang anak, kita adalah guru pertama dan utama di dalam hal pelajaran moral. Jadi, pastikan kita sudah memberi teladan yang Anda inginkan untuk ia tiru. Setiap menjelang tidur, tanyakan apa yang sudah dipelajari sang anak dari perbuatan kita hari ini.
4. Insting Mengasuh.
Andalkan insting kita dalam soal pengasuhan anak. Jika meragukan kemampuan si pengasuh, atau merasa sang anak tak melakukan sebaik yang ia mampu lakukan, sangat mungkin insting kita benar. Tak perlu merasa khawatir akan melukai perasaan atau harus melewati perdebatan sengit dengan pengasuh yang diragukan. Bagaimanapun, anak harus diprioritaskan.
5. Jangan Overprotektif.
Mustahil bagi kita-orang tua untuk terus-menerus mencoba melindungi buah hati dari segala bentuk kekecawaan, kegagalan, ataupun aneka situasi yang penuh gejolak. Anak-anak perlu belajar bagaimana menangani kesulitan agar bisa menghadapi begitu banyak tantangan hidup.
6. Hindari Lingkaran Setan.
Jika putra-putri kita melakukan kesalahan yang itu-itu juga, padahal sudah diingatkan 100 kali untuk tidak melakukannya lagi, tak perlu buang energi mengeluarkan peringatan ke-101. Sebagai gantinya, kondisikan sang anak dan mudahkan cara berperilakunya. Contohnya, jika ia selalu meletakkan baju di lantai kamar mandi. Ketimbang capek berulang kali melarangnya, mengapa tak memasang cantelan yang terjangkau olehnya agar ia bisa menggantungkan bajunya di situ.
7. Kesempatan Bereksplorasi.
Kita-orangtua seringkali cemas anaknya memecahkan jambangan besar atau melakukan berbagai hal yang menimbulkan gangguan dan kekacauan. Padahal, hanya dengan cara itulah anak balita akan belajar dan tahu banyak hal.
8. Bangunkan Si Kecil.
Bukan hal terlarang untuk membangunkan Si Kecil yang tengah tertidur pulas. Tak jarang hal ini justru merupakan ide yang oke, lho! Contohnya, bila dirasa sudah cukup tidur di pagi hari, membangunkannya justru akan membantunya agar di siang hari ia bisa tidur pulas. Begitu juga ketika membangunkannya di sore hari agar nanti tak tidur terlalu larut.
9. Larang Anak Bermulut Busuk.
Anak tidak dilahirkan untuk membenci siapa pun. Jika hal buruk semacam ini sampai terjadi, itu pasti akibat peniruan. Jangan pernah izinkan ia melakukan tindakan diskriminatif dalam bentuk apa pun kepada siapa pun. Bantulah ia menemukan cara-cara positif dalam memperlakukan orang lain. Ajari ia untuk lebih memusatkan perhatian pada persamaan, ketimbang fokus pada perbedaan yang bisa memicu perpecahan.
10. Berikan Umpan & Alihkan.
Ketika anak menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan, usik ia dengan sesuatu yang justru bertolak belakang dengan bentuk perilakunya. Contohnya, jika ia mengambil makanan dari piring orang lain, ulurkan saja segelas susu hangat kesukaannya.
11. Utamakan Persahabatan.
Kita-orang tua tak bisa menjamin anak akan disukai semua orang. Bukan tugas kita pula untuk membuatnya menjadi sosok terkenal atau populer. Namun, dukunglah terus persahabatannya dengan siapa saja dan jangan pernah mencoba membatasi kehidupan sosialnya.
12. Warnai Hidup Dengan Indah.
Artinya, sikap dan tutur kata kita-orang tua yang pedas akan menjatuhkan harga dirinya. Cobalah ubah tutur kata, sehingga pandangan setiap orang terhadapnya jadi lebih positif. Contohnya, daripada mengatakan "Duh, anakku, kok, enggak pernah bisa diam, sih?" bukankah lebih manis mengatakan, "Anakku memang luar biasa energik, ya!"
13. Dengarkan Sebelum Memberi Nasihat.
Momen paling genting menjadi orangtua adalah saat di mana buah hati Anda mengalami sentuhan emosi yang mendalam, seperti dilanda rasa sedih, takut, marah, kecewa, atau malu. Pertama, bantulah putra/putri Anda mengutarakan apa yang dirasakannya dan bagaimana ia merasakannya. Setelah itu, barulah sarankan bagaimana caranya ia memecahkan masalah. Cara ini akan sangat membantu anak terbiasa mencari solusi sendiri atas masalah yang dihadapinya.
14. Tunjukkan Perbedaan.
Jangan ragu untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan yang ada pada anak. Contohnya, Si Kecil gemar makanan yang manis-manis, sementara kita lebih suka makanan segar. Keanekaragaman seperti ini menjadi hal yang selalu menarik bagi anak-anak. Mereka akan belajar, setiap orang bisa saja memiliki pandangan dan selera berbeda. Bukankah ini menjadi pelajaran penting mengenai keberagaman dalam hidup?
15. Jangan Diperbudak Teori.
Tak usah membiarkan diri diperbudak oleh teori tentang tonggak-tonggak perkembangan. Setiap anak memiliki tahap perkembangannya sendiri. Jangan kelewat memaksa anak. Dengan caranya sendiri ia akan memberitahu Anda kapan ia siap untuk mulai merangkak, berjalan atau membaca.
16. Batasi Puja-puji & Basa-basi.
Bantulah anak mengembangkan sistem penghargaan dalam dirinya. Dengan demikian ia akan mengucapkan selamat kepada dirinya setiap kali berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ubahlah ungkapan kita dari "Papa/Mama bangga sama kamu" menjadi "Sudah semestinya kamu betul-betul bangga pada dirimu, Nak."
17. Biarkan Anak Kerjakan PR.
Jangan terlalu banyak ikut andil dalam pengerjaan pekerjaan rumah (PR) Si Kecil. Ingat, mengerjakan PR merupakan kewajiban anak, dan bukan tugas kita. Jika kita terbiasa mengambil alih tanggung jawabnya, ia akan kehilangan rasa percaya diri bahwa ia mampu mengerjakannya sendiri tanpa bantuan Anda.
18. Prioritaskan Kejujuran.
Jangan pernah berbohong di depan anak. Contohnya, mengatakan suami tak ada di rumah ketika ada telepon dari bank pemberi kredit, padahal saat itu suami tengah duduk santai di sofa bersama keluarga.
19. Berbagi Cinta.
Jangan pelit untuk membagikan hal-hal yang kita cintai. Misalnya, hobi yang paling kita gemari, lagu, atau puisi yang indah, resep masakan yang lezat, kenangan terindah masa kecil, permainan yang mengasyikkan. Apa pun bentuknya, pasti akan dikenang dan dihargai.
20. Tetapkan Waktu Tidur Si Kecil.
Menjelang anak usia 3 bulan, Anda perlu menerapkan waktu tidur yang teratur jika memang menginginkan sang anak nantinya punya keteraturan di usia 1 tahun ke atas. Selepas usia itu, akan lebih sulit baginya untuk mengubah kebiasaan yang sudah terbentuk selama ini. Jika berada dalam keranjang buaian, pindahkan ke tempat tidurnya. Bila mustahil bagi kita untuk terus-menerus menemaninya tidur, mulailah biasakan ia tidur sendiri di kamarnya.
21. Berikan Empati.
Cobalah tempatkan diri di pihaknya. Jika kita tak tahu pasti apa yang terjadi pada situasi tertentu, jangan main hakim sendiri. Contohnya, bila anak berkata, "Aku sebel sama guruku. Tadi aku jadi tertawakan teman-teman." Jangan cepat-cepat menanggapinya dengan komentar yang sama sekali tak menunjukkan empati, seperti, "Habis kamu memang pantas ditertawakan, sih."
22. Jangan Mendewakan Sang Ahli.
Percayalah, semata-mata pada buah hati kita, bukan pada CD Mozart, sekolah bayi, atau CD pengasuhan anak. Tak ada yang tahu persis apa dan siapa yang paling dibutuhkan sang anak selain dirinya sendiri.
23. Tak Perlu Malu Bersikap Konyol.
Menari berkeliling, bersendawa, tertawa terpingkal-pingkal hingga mengeluarkan air mata, atau menyemburkan biji melon ke arah Si Kecil merupakan hal-hal yang mengasyikkan untuk dilakukan bersama.
24. Rancanglah Acara Makan Bersama.
Biarkan Si Kecil terlibat dalam perencanaan, misalnya membantu memilihkan menunya. Strategi ini akan membuat anak makan dengan lahap apa yang tersaji.
25. Biarlah Sesekali Melanggar Aturan.
Misalnya, menikmati es krim sehabis makan malam atau mengenakan piyama sepanjang hari di akhir pekan. Pasti akan mengasyikkan.

Lets do it Safanun's mother, just for your angels!

The most things is expected by my children from me ...


Diposting pada 2009-02-13 09:00:00 dalam channel keluarga/anak

Mereka belum bisa meminta hal-hal ini, tapi aku harus tahu ada hal-hal yang paling diinginkan safanun dariku ...

1. Tidak bertengkar di hadapan mereka.
Anak selalu mencontoh tindakan kita-orang tua. Apa jadinya jika setiap hari orang tua adu mulut di hadapan mereka?
2. Berlaku adil terhadap semua anak-anaknya.
Setiap anak memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Yang mereka butuhkan bukan perlakuan yang sama, melainkan perlakuan yang adil, sesuai kebutuhan masing-masing anak.
3. Orang tua yang jujur.
Kita-orang tua yang meminta anaknya berbohong, tentu tidak sadar pada apa yang tengah dilakukannya. Sekali lagi, anak mencontoh apa yang dilakukan orang tuanya.
4. Toleran terhadap orang lain.
Toleransi akan mengajarkan anak untuk menghargai perbedaan.
5. Selalu menyambut teman-teman mereka dengan ramah.
6. Mau membangun semangat tim bersama mereka.
Kekompakan antar kita-orang tua dan anak akan sangat berpengaruh saat anak beranjak dewasa.
7. Mau menjawab setiap pertanyaan mereka.
Luangkan waktu untuk mereka. Jika kita tak mampu menjawab, katakan kita-orang tua akan mencari tahu lebih dulu.
8. Mau mengajarkan disiplin, namun tidak di depan orang lain, terutama teman-teman mereka. Intinya, jagalah perasaan anak.
9. Lebih melihat sisi positif ketimbang sisi buruk mereka.
10. Konsisten.
Bayangkan, apa yang dirasakan anak jika hari ini kita-orang tua menjawab A dan besok menjawab B untuk pertanyaan yang sama yang diajukan anak.

Come on Safanun's mother, you can do that, like is mentioned above!!!

Selasa, Februari 03, 2009

Toyota Talent eBook

Ini dhani mendapatkan ebook dari buku ketiga serial Toyota, setelah The Toyota Way dan The Toyota Way Fieldbook. Sebenarnya buku keempat, Toyota Culture, juga sudah terbit (2008) tapi belum berhasil dapat ebook-nya jadi gak bisa ikutan dipajang di sini.

Judul: TOYOTA TALENT
Penulis: Jeffrey K. Liker & David P. Meier
Penerbit: McGraw-Hill
Tahun terbit: 2007

Download link


Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Berikut kutipan sinopsis dari Erlangga, penerbit versi Indonesia Toyota Talent:
Toyota tidak hanya memproduksi mobil, mereka juga memproduksi orang-orang yang berbakat. Toyota Talent membawa Anda melalui metodologi kompleks yang digunakan oleh raksasa global ini untuk menumbuhkan individu-individu berperforma tinggi dari dalam. Dimulai dari tinjauan mengenai pendekatan unik Toyota untuk mengembangkan orang, penulis mengilustrasikan arti penting vital dari menciptakan budaya belajar-mengajar dalam perusahaan Anda. Mereka memberikan contoh-contoh spesifik yang dibutuhkan untuk melatih karyawan di semua area— mulai dari lantai pabrik, enjiniring, hingga anggota staf dalam organisasi jasa—dan menunjukkan pada Anda cara mendukung dan menyemangati setiap individu untuk meraih potensi tertingginya.

Senin, Januari 26, 2009

Basic Stochastic Processes

Menambahkan buku Stochastic Processes yang lalu, ini dhani share lagi buku mengenai proses stokastik yang lebih dasar yang memang ditulis untuk mahasiswa S1. Semoga lebih mudah dipelajari.

Basic Stochastic Processes
by Z. Brzezniak and T. Zastawniak
Springer Undergraduate Series in Mathematics, London 1999
ISBN13: 9783540761754
ISBN10: 3540761756
Ebook ini bisa di download di sini atau di sini.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Pasword untuk file rar-nya adalah: ebook_for_you
2. Beberapa ralat dari penulis bisa dilihat di sini.

Senin, Januari 19, 2009

Burung besi US Airways pun takluk pada burung


Ground Floor, Ged. Cipto Mangunkusumo

Setelah lama banget tidak "ngoprek-ngoprek" blog sendiri, akhirnya sekarang baru punya mood buat nulis lagi. Inipun gara-gara setelah baca koran Jawa Pos hari Sabtu, January 17, 2009, yang bunyinya: "Penerbangan Satu Menit US Airways", tabrak burung, pesawat AS nyemplung sungai beku ..."

Ya Allah, jadi keinget waktu bolak-balik Las Vegas - San Diego (September 11, 2008), dhani menggunakan jasa penerbangan milik US Airways juga. Dasar milihnya karena dari sekian banyak maskapai yang nawarin rute itu, US Airways tergolong murah. Apa karena itu juga yang bikin antrian panjang banget didepan frontdesk US Airways dibandingkan dengan maskapai yang lain? Ato memang secara kualitas, maskapai ini mampu memberikan pelayanan yang baik, secara teknik maupun non teknis? Jujur saja, dhani nggak punya referensi milih maskapai penerbangan domestik di USA waktu itu, cuman pas browsing diinternet harga jadi satu-satunya dasar.

Eits, Dhani nggak akan ngomentari secara panjang lebar peristiwa itu. Dhani nggak punya ilmu tentang itu. Dhani cuman membayangkan jika dhani termasuk 155 penumpang yang ada dipesawat itu, trus tidak hanya 2 burung yang masuk mesin pesawat, trus pilotnya tidak punya kemampuan dan pengalaman yang mumpuni, trus tidak bisa dan tidak sempat mendarat disungai Hudson, New York, trus ......

Jika Allah sudah berkehendak, "kun fa yakun", tidak ada seorangpun yang bisa mengelak, bersembunyi dan merubah ketetapan itu. Akhirnya ... hanya ada kalimat ini terngiang ditelinga: siapkah kamu, saat menghadap Rabb-mu?
Persiapanku untuk menghadapi hari yang sudah pasti itu tentu lebih utama dari sekedar persiapanku atas urusan dunia yang selalu menyita waktu dan tidak pernah selesai. Tapi aku sering tidak menyadarinya, aku sering lupa!!! Subhannallah...
(gambar diunduh dari sini).