Senin, Desember 21, 2009

Hargai Apa Yang Kita Miliki

Apriani,
Pernahkah Apriani mendengar kisah Helen Kehler? ia adalah seorang perempuan yang dilahirkan dalam kondisi buta dan tuli. Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan memilih untuk lahir dalam keadaan normal. Namun siapa sangka, dengan segala kekurangannya, dia memiliki semangat hidup yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang legendaris. Dengan segala keterbatasannya, ia mampu memberikan motivasi dan semangat hidup kepada mereka yang memiliki keterbatasan pula, seperti cacat, buta dan tuli. Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti dirinya mampu menjalani kehidupan seperti manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit dilakukan. Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah diucapkan Helen Kehler:

"It would be a blessing if each person could be blind and deaf for a few days during his grown-up live. It would make them see and appreciate their ability to experience the joy of sound".

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah bila setiap org yang sudah menginjak dewasa itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja. Dengan demikian, setiap orang akan lebih menghargai hidupnya, paling tidak saat mendengar suara!

Sekarang, coba Apriani bayangkan sejenak....

......Apriani menjadi seorang yang buta dan tuli selama dua atau tiga hari saja! Tutup mata dan telinga selama rentang waktu tersebut. Jangan biarkan diri Apriani melihat atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Apriani tidak bisa melihat indahnya dunia, Apriani tidak bisa melihat terangnya matahari, birunya langit, dan bahkan Apriani tidak bisa menikmati musik/radio dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Apriani? Apakah beberapa hari cukup berat? Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja, bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada dalam diri kita! Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah keluhan demi keluhan.... Hingga tidak pernah menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain! Coba Apriani renungkan, bagaimana orang yang tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin akan mampu melakukan banyak hal, termasuk membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan bisa memandang hidup dengan lebih baik. Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah! Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

Ditulis oleh: Anne Ahira untuk Apriani!
Gambar dari sini

Kamis, Desember 17, 2009

Sholat Dhuha

Suatu ketika, dulu... dulu banget, ada seorang sahabat yang menyarankanku agar rajin melakukan sholat dhuha. Dan ini hasil 'pencarian' tentang 'arti' sholat dhuha:

Pencarian 1.

Waktu shalat dhuha dimulai dari matahari yang mulai terangkat naik kira-kira sepenggelah dan berakhir hingga waktu matahari tergelincir, meskipun disunnahkan agar dilakukan ketika matahari agak tinggi dan panas agak terik.

Adapun diantara keutamaan atau manfaat shalat dhuha ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud dan Ahmad dari Abu Dzar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab setiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh orang lain agar melakukan amal kebaikan adalah sedekah, melarang orang lain agar tidak melakukan keburukan adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Juga apa yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Buraidah bahwa Rasulullah saw bersabda,”Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk tiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya,”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, wahai Rasulullah saw?” Beliau saw menjawab,”Dahak yang ada di masjid, lalu pendam ke tanah dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.”

Didalam riwayat lain oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh berkata,”Nabi saw kekasihku telah memberikan tiga wasiat kepadaku, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat dhuha dan mengerjakan shalat witir terlebih dahulu sebelum tidur.”

Jumhur ulama mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunnah bahkan para ulama Maliki dan Syafi’i menyatakan bahwa ia adalah sunnah muakkadah berdasarkan hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.

Pencarian 2.

Bagaimana agar rezeki kita dimudahkan? Adakah ibadah membantu kita untuk memperlancar datangnya rezeki? Ada dan sholat dhuha adalah jawabannya.

Rasulullah bersabda di dalam Hadists Qudsi,“Allah SWT berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat shalat dhuha, karena dengan shalat tersebut, Aku cukupkan kebutuhanmu pada sore harinya.” (HR Hakim dan Thabrani).
Dalam hadist yang lain dikatakan,“Barangsiapa yang masih berdiam diri di mesjid atau tempat shalatnya setelah shubuh karena melakukan I’tikaf, berzikir, dan melakukan dua rakaat shalat dhuha disertai tidak berkata sesuatu kecuali kebaikan, maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun banyaknya melebihi buih di lautan.” (HR. Abu Daud)"
Shalat-shalat sunah sangat dianjurkan. Karena ada faedah yang terkandung di dalamnya. Salah satunya untuk membuka pintu-pintu rezeki dan keberkahannya.

Pencarian 3.

Tata cara melaksanakan shalat dhuha sebagai berikut:
  1. Niat didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram. “Usholli sunnatadhuha rak ‘ataini mustaqbilal qiblati ada al lillaahi ta’aala”Aku niat shalat sunah Dhuha 2 rakaat karena Allah”
  2. Membaca doa Iftitah
  3. Membaca surat al Fatihah
  4. Membaca satu surat didalam Al-Quran. Afdholnya rakaat pertama surat Asy-Syams dan rakaat kedua surat Al-Lail
  5. Ruku’ dan membaca tasbih tiga kali
  6. I’tidal dan membaca bacaanya
  7. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali
  8. Duduk diantara dua sujud dan membaca bacaannya
  9. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali
  10. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali.

Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Do’a setelah Shalat Dhuha :

“Allaahumma innad dhuha dhuhaauka, wal-jamaala jamaaluka, wal-qudrota qudratuka, wal-’ishmata ‘ishmatuka. In kaana rizqii fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kaana fissamaa’i fa anzilhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, bi haqqi dhuhaaika wa jamaalika wa qudratika, ya Allah”.

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya masa pagi ini adalah masa pagiMU, keindahan ini adalah keindahanMU, kuasa ini adalah kekuasaanMU, kenyamanan ini adalah kenyamananMU. Seandainya rizki saya tersembunyi di dalam bumi maka keluarkanlah, jika di langit turunkanlah, jika haram bersihkanlah, berkat kesejatian masa pagiMU, keindahanMU, dan kekuasaanMU, ya Allah.


Wallahu A’lam

Senin, Desember 14, 2009

It was happened again. Beware!



Malam minggu yang kelabu... Saturday, December 11, 2009

Semuanya berawal dari abis maghrib, suamiku sudah merasa ayang-ayangen. Trus, dia minum obat yang biasa dia minum selama ini jika sudah merasakan keadaan seperti itu. Reaksinya... ayang-ayangennya hilang tapi perut dan pinggangnya terasa sakit sekali. Kalau dibuat tidur malah tambah sakit.

Ya Allah jadi ingat peristiwa awal tahun 2008 kemaren. Sekitar awal bulan Januari 2008, suamiku divonis harus melakukan operasi batu ginjal
. Gejalanya juga sama, ayang-ayangen, trus perut dan pinggang merasa pegal, sakit.... Apa batu ginjalnya kumat lagi?

Akhirnya, sekitar pukul 9 malam, dia minta dibawa ke IGD. Padahal anak-anak sudah tertidur pulas. Padahal aku tidak punya PRT yang tidur dirumah. Kuputuskan menggendong anak-anak dan kumasukkan ke mobil. Si kecil tidak masalah karena dia "tidak merasa" kalau kupindahkan tempat tidurnya. Si sulung 'marah-marah' karena merasa tidurnya terganggu. Waktu kujelaskan ayahnya sedang sakit dan harus kedokter, akhirnya dia menghentikan marahnya dan dengan sendirinya jalan masuk kemobil.
Dengan pelan-pelan kubawa mobil. Aku punya masalah menyetir mobil di malam hari. Mata minusku membuat pandangan malamku tambah payah sekali ihiksss...

Sampai di IGD sebuah rumah sakit di Yogyakarta.
Suamiku kusuruh turun dulu untuk mencari penanganan dokter. Sedangkan aku mencari tempat parkir dulu. Kugendong Hanun sambil menggandeng Shafa. Sampai di ruang gawat darurat, sudah ada beberapa orang yang juga memerlukan pertolongan medis. Jeritan mereka membuatku takut. Kepererat gendongan dan gandengan anak-anakku dengan harapan mereka tidak merasa takut. Sambil memutarkan mata dan kepala, kucari suamiku...

Alhamdulillah dia sudah diminta tidur dan mendapatkan pertolongan seorang suster. Aku segera registrasi dibagian administrasi. Untungnya ada dua kursi kosong dekat tempat tidur suamiku yang terbaring lemah menahan sakit. Sambil menunggu dokter, kuajak anak-anakku ngobrol tentang profesi dokter, agar mereka 'lupa sejenak' kalau sedang di IGD.
Untunglah, tidak berapa lama, datanglah seorang dokter dengan senyum ramahnya.
"Sudah minum obat apa? Kalau minum obat itu harus diimbangi minum banyak pak" katanya lagi sambil tetap tersenyum. Senyum itu sedikit menentramkanku. "Oke, kemungkinan bapak mengalami kolik, kita suntik dulu saja ya bu, nanti kita lihat reaksinya bagaimana?"
Sambil berlalu
bu dokter itu masih sempat menjawil lembut anakku dan bilang "Eh lucunya, gendut lagi". Walaupun sentuhan itu hal sepele, tapi aku merasa senang, karena sedikit banyak sudah membuat anak-anakku tidak merasa takut dengan suasana IGD. Dan... karena senyuman itu juga, aku masih sempet memanjatkan doa seperti ini, "Ya Allah, ridhoilah anak-anakku agar dapat menjadi hambaMU yang berprofesi dokter, dokter yang dapat memegang amanahMU. amin."

Akhirnya, suster menyuntik suamiku dan dalam waktu yang relatif cepat, keluhan suamiku berangsur-angsur hilang dan kami diijinkan pulang dengan sebelumnya menebus resep obat terlebih dahulu. Dalam perjalanan pulang, kuingat-ingat...KOLIK! Setahuku itu adalah kondisi dimana bayi masih beberapa bulan menangis keras tanpa henti, terus...kok suamiku kolik, jelas dia sudah bukan bayi lagi!!!

Setelah browsing ... Eh, ternyata ada juga istilah
kolik ginjal. Sepertinya, kolik jenis ini yang dialami suamiku.
Ingatanku menggembara sampai ke 5 tahunan yang lalu. Aku juga pernah menggalami sakit perut dan pinggang yang berlebihan. Aku diantar suamiku ke IGD rumah sakit yang sama. Waktunya belum terlalu larut malam saat itu, si Hanun belum lahir, terus Shafa kutitipkan ke mbak Par -kalau siang, mbak Par ini yang momong Shafa-. Sampai IGD, aku disuruh tidur sambil menekukkan badan. Mungkin karena aku tidak merasa sakit, susternya bilang, "Sepertinya bukan usus buntu, mbaknya ini kurang minum saja!!!" Agak 'kenceng' juga susternya kalau ngomong. Tapi aku tidak merasa sakit hati. Dalam hatiku, "Bener juga nih suster -ya iyalah suster notebene asistennya dokter-" Setelah itu, aku disuruh melakukan pemeriksaan urine. Daripada bolak-balik, kuputuskan periksa urine dan sekalian kutunggu saja hasilnya, hari itu juga. Katanya sekitar 1 jam sudah keluar hasil pengujiannya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 pm-an. Sambil menunggu hasil pemeriksaan dan menebus resep obat yang diberikan dokter, aku minum
air putih sebanyak-banyaknya. menuruti nasihat suster dan pak dokter tadi. Kurang lebih 2 liter habis saat itu. Setelah hasil pengujian urinnya keluar, kubawa ke dokter di IGD yang tadi menanganiku. Katanya, " Di urine ibu terdeteksi ada darah tapi sangat sedikit sekali. Untuk sekarang minum obat dulu yang telah saya resepkan tadi sembari minum air putih yang banyak."
Sampai di rumah, saya langsung buang air kecil banyakkk sekali dan .... alhamdulillah sakit perut dan pinggang yang aku rasakan tadi lenyap seketika.

Setelah itu, aku ingat-ingat lagi. Habis makan apa ya aku? Mungkinkan potongan lombok ijo yang kusantap bareng sate tadi siang yang membuatku begini? Sudah cabenya buanyakkk , tapi minumnya sedikittt. Wah, sudah harus hati-hati dengan cabe nih, pikirku!!!

Mungkinkah suamiku mengalami hal diatas juga karena cabe? Tidak tahu pasti, yang jelas minggu-minggu ini dia makannya lahap sekali, apalagi kalau menunya tempe goreng dan sambal bawang lombok ijo buatanku sendiri.... mak nyuss dah! Sambel cihuyyy, katanya.

Manusia memang tidak punya daya dan kuasa apapun (hanya bisa mengira-ngira he he itupun sering salahnya, kalaupun benar hanya kebetulan :)). Kalau Alllah sudah menggariskan apapun, hal se
kecil apapun itu bentuknya dan sebesar apapun perlawanan kita, tidak ada yang sanggup dan bisa melawanNYA. ALLAH SWT. Subhannallah.

Gambar diambil dari sini

Senin, Desember 07, 2009

Nobody immune to sadness ...


Kesedihan itu bener-bener terasa sekali.
Kegagalan itu terasa mengiris sukma (suit-suit.... alhamdulillah masih bisa tertawa).

Pada saat merasa teman bisa dipercaya, bisa dimintai bantuannya, bisa mempermudah kita...
Ternyata dia memanfatkan kita (ihiksss)...
Kadang-kadang berpikir untuk menjadi opportunis..
Tapi yah lagi-lagi itu bukan saya.

Pengakuannya???
Hanya di bibir saja, tidak ada yang dia lakukan untuk menebus kesalahannya.
"Apa yang harus saya lakukan?" Ternyata semuanya sandiwara saja

Kali lain,
Pada saat seorang teman yang lain mengangsurkan tangannya ... "Bilang sama dia, mungkin ada yang bisa saya bantu". Ternyata -lagi-lagi- hanya sandiwara!!!
Pekerjaannya hanya membuat orang sedih, sedih dan sedih.
Dia berbuat begitu hanya untuk menunjukkan bahwa dia punya kekuatan lebih...
Apa salahku padamu teman???

Saya baru sadar, ini dunia nyata walaupun saya hidup dilingkungan akademisi yang katanya lebih santun dibanding "dunia" lain, tapi ini tetap real world.
Watch out baby, beware....

Gambar diambil dari sini


Jumat, Desember 04, 2009

My cooking ... DENDENG CIHUYYY


Uups... daging sapi pembagian zakat kemaren masih menumpuk di kulkas. Daripada mubazir, dengan sok bisa masak, aku buka-buku resep koleksiku (padahal cuma 5 buah buku he he he ).

Bolak-balik terus, yang dicari ngga dapet-dapet... akhirnya ada resep dendeng. Ini dia!!!
Bahan:
500 gr daging sapi, iris lembaran
3 lembar daun salam, 2 cm lengkuas, 2 sdt air asam jawa, 2 sdm minyak goreng

Bumbu yang dihaluskan: 5 siung bawang merah, 2 siung bawang putih, 2 sdt ketumbar, 100 gr gula jawa, garam secukupnya
Cara memasak:
  1. Masak bumbu yang dihaluskan bersama dengan 400 cc air. Masukkan daging sapi dan bahan lain kecuali minyak goreng.
  2. Tutup wajan sambil sekali-kali diaduk. Biarkan sampai air habis.
  3. Setelah air habis, tuangkan 2 sdm minyak goreng, goreng sambil dibolak-balik lembaran daging sapinya.
  4. Ta...ta... ta.... sajikan dengan taburan bawang goreng.
Hmmmm..... yummy dah!!! Tips untuk memasak daging sapi: sebelum dimasak dipresto dulu ato kalo tidak punya dandang presto di bungkus dengan daun pepaya, memarkan dan biarkan 15' sebelum diolah menjadi masakan macam-macam.