Senin, November 10, 2008

Urap bayam pedas ... hmmm yummy

Babarsari 2, Ged. Ciptomangunkusumo Lt. Dasar

Jam 7:50 sudah sampai kantor. Rekor nih ... biasanya suka telat. Langsung mengerjakan agenda pertamaku hari ini: submission of camera ready paper for apiems 2008. Akhirnya selesai juga. Nyantai dulu, gak ada ngajar, kebetulan mahasiswanya lagi pada ujian mid semester. Eh... itu Tabloid Nova yang dilanggan kantor sudah datang. Baca dulu ahh!

Aha... ada urap bayam pedas di lembar Menu Keluarga. Gambarnya bisa dilihat disini. Kayaknya uenak ya, insyaAllah nanti pulang kantor kucobain resep yang dikirim mbak Nani Rusmiani dari Sukabumi ini. Kalau ngomongin urap, lalapan, dan sebagainya yang berlabel sayuran, boleh dibilang dhani jagonya. Jago makannya sih he..he.. Kalau urusan masak? Ya tunggu dulu... Kalau cuma masak air atau masak mie instan sih dhani sangat jago. Bener! Dhani memang suka sekali makan sayur. Mulai dari bayam, kangkung, terung-terungan, sampai daun pakis semuanya dhani suka (ini orang, apa mbek ya?). Walau dhani bukan orang Sunda, tapi dari waktu dhani kecil, keluarga memang suka sekali menyajikan masakan berbahan sayur. Mulai dari yang mentah sampai yang diurap, direbus buat ditoelin ama sambal, dibothok, dioblok-oblok, ... pokoke HIDUP SAYUR!

Tapi kenapa ya, kesukaan dhani ini, sampai sekarang belum "nular" ke anak-anak ples suami. Anak-anak masih mending, masih suka tumis kangkung ama sop wortel. Ayahnya, alias suamiku? Doi "tahunya" cuma sayur bayam thok! Itupun nggak suka-suka banget. Maunya cuma kalau dimakan sama sambal pecel. Waduh!

Padahal sayur khan banyak mengandung serat, antioksidan, vitamin, dari vitamin A sampai vitamin Z, ... Tapi itu semua tetep tidak mempan buat my husband. Padahal juga .... sekitar 7 Januari kemaren, doi harus menjalani operasi batu ginjal di RS. Panti Rapih. Dan dokternya bilang apa coba untuk salah satu tindakan pencegahan? "Banyak makan sayur ya Pak!!!" Weee...

Senengnya doi tuh tempe, tempe, dan tempe. Pokoknya segala macam masakan dari tempe ayahe safanun seneeeengs banget. Dulu pernah "diolok-olok" temannya gara-gara tempe ini. Syahdan, mereka makan bareng di suatu rumah makan. Suamiku seperti biasa... ngambil menu favoritnya, ya tempe tadi. Tau begitu, temannya nyerocos "Mas-mas, kalo makan mbok gak usah ngirit-ngirit banget gitu tho? Nanti tak traktir, tak traktir". Konon suamiku agak gondok juga sih dibilangin kayak gitu. Emang sudah demenannya gimana lagi? Doi juga suka sama yang namanya burger. Suka banget malah.

Tapi Bu, tempe khan bergizi trus murah lagi! Betul memang bergizi tapi apa ngga kasian ama "perut". Kok ngga ada diversifikasi asupan. Lahan saja kalo ditanami satu jenis tanaman terus menerus maka unsur haranya akan berkurang kok, bisa dianalogikan gitu tho? Lho, kan sudah didiversifikasi dengan burger. Dan di burger itu kan ada sayurnya juga tho Bu? Burger? Itu kan gak murah (walau gak mahal-mahal amit sih) dan walau ada sayurnya tapi seuprit gak ngaruh jika dibandingkan dengan kolesterol dari dagingnya.

Dari ulasan tentang "Diet untuk Golongan Darah B" ternyata semua makanan yang berbahan baku kedelai (termasuk tempe) dan gandum (roti dari gandum lho?) adalah pantangan buatnya yang memang bergolongan darah B. Belum lagi disuruh juga membatasi asupan daging. Hayooo... trus piye?

Tidak ada komentar: