Sabtu, November 15, 2008

Ibu itu luar biasa!

Halte Trans Jogja (depan SDN Maguwoharjo), Sabtu, 15 November 2008.

Hari ini ada acara Pengenalan Lingkungan & Obyek Luar Sekolah di taman kanak-kanak tempat my first angel, shafa, belajar. Obyeknya Taman Pintar yang ada di dekat Kantor Pos Pusat, di daerah Malioboro. Rencananya mereka akan berangkat naik bis kebanggaan kota Jogja, Trans Jogja. Jadi dhani nganterinnya nggak ke sekolah tapi ke tempat berkumpulnya, di halte Trans Jogja. Sampai di lokasi pukul 07.16 WIB. Shafa langsung berbaur dengan teman-temannya yang datang lebih dulu. Ibu-ibu guru masih melakukan persiapan. Membagi-bagi kelompok, name card, konsumsi, .... pokoknya heboh deh! Namanya juga ngatur anak-anak.

Karena capek berdiri, dhani duduk saja di dekat seorang ibu yang sedang menyiapkan dagangannya di depan sekolah dasar negeri itu. Dengan sigap, si ibu menggelar tikar, trus menurunkan barang jualan dari sepeda. Ada makanan kecil, minuman, dan mainan anak-anak. Semua ditatanya rapi di atas tikar dagangan.
Ibu itu mengendong seorang bayi laki-laki mungil. Deg... dhani lihat kepala bayi itu besar, lebih besar dari normal. Mungkin bayi itu menderita kepala air alias hidrosefalus. Tiba-tiba sang anak menangis, dengan cepat ibu itu ambil botol dot trus diminumkan. Si anak pun terdiam dan meneruskan tidurnya. Ibu itu lalu melanjutkan pekerjaannya yang masih belum selesai. Sambil sekali-kali menyeka keringat di dahi, dia mengibas-kibaskan selendangnya agar sang anak tidak terlalu kepanasan. Tidak nampak lelah di raut wajahnya apalagi terdengar keluhan. Setelah dagangannya siap semua, dia mengobrol dengan pedagang lain yang berjualan di sebelahnya. Terdengar gelak tawa di antara mereka. It sounds no suffering, just likes lullaby for her son.


Tanpa sadar mata dhani berkaca-kaca. Gusti Allah, ibu tadi "hanya" penjual mainan kaki lima, anaknya sakit, ... tapi dia begitu sempurna menghadapi semua itu. Menjalani hari dengan senyuman, dengan tawa, tanpa keluh kesah. Kesempurnaan itu beliau peroleh dengan "tidak perlu" pakaian bagus, punya mobil pribadi, gelar pendidikan berderet, rumah besar, de el el, melainkan dengan keikhlasan menerima dan menjalani semua bagian dari cerita hidupnya.

Bagaimana dengan dhani? Hanya karena anak-anak nggak mau makan saja, dhani sudah ngomel-ngomel. Saat mereka sulit disuruh mandi, dhani sudah marah-marah. Tiap pagi selalu terjadi "perang dunia ketiga" sama mereka! Belum lagi kalau pulang kantor, ketika mereka minta ditemani bermain, dhaninya bilang "Capek, sama mbak Mur saja ya?". Terus dhani juga tidak setiap hari bisa menemani mereka belajar walo sekedar mewarnai, membacakan cerita, bercanda, dan semua hal yang mereka "butuhkan". Belum lagi jika pekerjaan kantor sedang banyak-banyaknya atau saat menghadapi anak-anak mahasiswa yang kebanyakan kalo dikasih tugas, pinginnya serba instan tanpa effort yang optimal. Semuanya itu sering membuat dhani "mengeluh" dan "mengeluh".

Dhani jadi teringat ibu di Jombang. Bagaimana kabar beliau ya? Seminggu ini dhani belum menyapa beliau. Lima anak telah dibesarkannya tanpa sedikitpun kemewahan menyertai, tanpa keluh kesah terdengar. Dan dalam kesederhanaan itu juga, ibu telah mengajari kami arti mencintai, bersabar dan ikhlas menjalani hidup dengan sepenuh hatinya. Dhani masih harus belajar banyak tentang itu semua. I love you mom, so much!

Note: photo diambil dari sini.

Tidak ada komentar: